Foto: Syarif

Oleh: Zachrotun Sulistiawati (Kelompok Manggatang Utus)

Banjarmasin, Kalimantan Selatan – Jum’at (13/09) Dalam mendukung kegiatan Green Innovation Week (GROW) yang merupakan tahapan dalam program pendidikan hijau Green Leadership Indonesia Batch 4, kelompok Manggatang Utus baru-baru ini menyelenggarakan serangkaian projek. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Nama “Manggatang Utus” berasal dari bahasa Dayak Maanyan, yang menggabungkan kata “Manggatang” yang berarti “Bersama” dan “Utus” yang berarti “Pohon Ulin”. Nama ini mencerminkan semangat gotong royong dalam menjaga dan melestarikan pohon ulin, yang memegang peranan penting dalam ekosistem di Kalimantan Selatan.

Kegiatan ini mengusung tema “Lestari Ulin Demi Lingkungan yang Sehat” dan berfokus pada berbagai aspek, termasuk pelestarian pohon ulin, edukasi pola hidup sehat, dan pemilahan sampah. Tujuan utama adalah untuk membentuk karakter siswa agar lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan serta memotivasi mereka menjadi agen perubahan.

Foto: Romadhini Putri

Pada Jum’at, 6 September 2024 rombongan kelompok Manggatang Utus berangkat menuju lokasi yang ditempuh dengan waktu kurang lebih 5-6 jam perjalanan. Di mana akses jalan masuk menuju lokasi selama 2 jam perjalanan dengan jalan bebatuan dikelilingi perkebunan sawit. Pada Sabtu 7 September 2024, acara dimulai dengan sosialisasi, edukasi, dan penanaman pohon ulin di depan SDN 2 Riam Adungan. Acara ini melibatkan kepala sekolah, guru, siswa, serta alumni GLI Batch 1. 

Berkat kerjasama yang solid dan antusiasme siswa, acara ini berlangsung dengan sukses. Keesokan harinya, pada Minggu, 8 September 2024, kegiatan berlanjut di KHDTK Kintap dengan penanaman pohon ulin bersama anggota Green Leadership Indonesia Batch 1 dan 3, peserta Green Youth Movement, serta seluruh peserta Ekososlab. Kegiatan ini juga terlaksana dengan baik berkat partisipasi aktif dari semua pihak yang terlibat.

Foto: Bawai

Sebagai bagian dari upaya edukasi, kelompok Manggatang Utus juga meluncurkan buku cerita yang mengangkat pohon ulin sebagai tokoh utama. Buku ini ditujukan untuk anak-anak, pemuda, dan pembaca umum sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan serta penerapan kebiasaan hidup sehat, pemilahan sampah, dan kebersihan.

Foto: RRI Pro Banjarmasin

Pada Sabtu, 14 September 2024, Ketua Kelompok Manggatang Utus, Muhammad Bawaidi tampil sebagai narasumber dalam wawancara eksklusif di RRI Pro Banjarmasin dalam program ngobrol bareng komunitas (NGOBRAS). Dengan adanya program ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama dan kolaborasi antara komunitas dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya terkait dengan pelestarian pohon ulin serta agar lebih banyak orang terinspirasi untuk bergabung dalam upaya pelestarian lingkungan.

Bawaidi menyampaikan harapannya terkait kegiatan ini, “Kami sangat senang dengan hasil kegiatan ini. Nama Manggatang Utus memang mencerminkan semangat kami untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap siswa dan masyarakat bisa lebih memahami pentingnya pohon ulin dalam ekosistem kita.”

Kepala SDN 2 Riam Adungan, Bapak Made, menambahkan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak kami. Selain mereka belajar tentang lingkungan, mereka juga terlibat langsung dalam penanaman pohon, yang memberikan mereka pengalaman berharga dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.”

Alumni GLI Batch 1, Kak Dhini, sapaan akrabnya, menyatakan, “Kegiatan ini merupakan langkah positif dalam meningkatkan kesadaran lingkungan. Kami senang bisa berpartisipasi dan berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi kegiatan serupa di masa depan.”

Dengan pelaksanaan kegiatan ini, Manggatang Utus berharap dapat memotivasi tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan, mendorong pengelolaan sampah yang efektif, serta membangun karakter yang peduli dan kolaboratif di kalangan peserta. Kelompok ini juga berharap bahwa buku cerita yang telah diterbitkan akan menjadi alat edukasi yang efektif untuk generasi mendatang. [ed. Diki Angger]