Foto: Zaky Faza A

Oleh: Nurul Aini Setyorini (Kelompok Peso Mas)

Purwokerto, Jawa Tengah – Kamis (12/09) Rangkaian kegiatan Peso Mas telah resmi selesai dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan bagian dari Green Innovation Week (GROW) sebagai puncak program pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 4. Kegiatan GROW yang diinisiasi oleh kelompok Peso Mas ini terdiri dari dua kali pertemuan, tepatnya pada tanggal 24 Agustus dan 8 September 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di dua kabupaten yang berbeda yakni di Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. 

Sebanyak 19 peserta SD dan 81 peserta mahasiswa hadir untuk mengikuti gerakan hijau ini. Peserta SD dibekali penerapan dasar cara memilah sampah dan pembuatan pupuk kompos, sedangkan peserta dari kalangan mahasiswa dibekali tentang dasar pembuatan dan penggunaan pestisida nabati.

Kegiatan dengan target peserta SD dilaksanakan di SDN 1 Karangaren, yang berjarak sekitar 8 km dari pusat kota, tepatnya di Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Lokasi kedua pelaksanaan gerakan hijau berpusat di Pondok Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. Sebuah ponpes yang letaknya bersisian dengan jalan utama, Dusun II Prompong, Desa Kutasari Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Peso Mas berkolaborasi dengan kelompok KKN Universitas Jenderal Soedirman, Karangaren 2024 dan alumni GLI Batch 3. Dalam pelaksanaan kegiatan pertama didominasi tentang pengelompokkan sampah serta pembuatan pupuk kompos dari sampah organik.

“Peso Mas bertujuan guna meningkatkan kesadaran masyarakat sedari dini tentang pentingnya pemilahan sampah yang tepat agar lebih mudah dikelola, serta bermanfaat bagi keberlangsungan tanaman di sekitar melalui pembekalan pembuatan pupuk kompos maupun pestisida nabati yang terjangkau, ramah lingkungan, dan mudah untuk dilakukan,” terang Fajar, selaku ketua pelaksana gerakan hijau ini.

Kegiatan ini menargetkan kalangan peserta didik, karena isu yang diangkat sangat relevan di lingkungan pelajar, terutama pada lingkungan pondok pesantren yang memiliki cukup banyak tanaman dan dikelola secara mandiri.

“Kegiatan ini diharapkan dapat meminimalisir residu kimia yang dapat mencemari lingkungan, karena menggunakan pupuk kompos serta pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan dan dapat memangkas anggaran dana yang dikeluarkan untuk membeli pupuk dan pestisida kimia di pasaran,” sambung Fajar.

Adapun rangkaian acara yang dilakukan selama 2 pertemuan gerakan hijau adalah sebagai berikut:

Foto: Zaky Faza A.

  1. Mareli (Mari Mengenal Lingkungan): Pembekalan kepada peserta tentang keasrian bumi yang merupakan tanggung jawab bersama, agar tidak selalu menyudutkan pihak-pihak tertentu saja jika bencana ataupun kerusakan alam terjadi. Pemateri: Rafi Ammar (Alumni Green Leadership Indonesia Batch 3)
  2. Pemilahan sampah berdasarkan 3 kategori: Pemaparan materi terkait cara membuang sampah yang tepat sesuai dengan jenisnya. Pemateri: Putri (KKN Unsoed Karangaren 2024)
  3. Aksi Pisah (Pilah Sampah): Demonstrasi sekaligus tanya jawab terkait pemilahan sampah berdasarkan jenis-jenisnya. Pemandu: Fajar Fatkhurrohman (Green Leadership Indonesia Batch 4)
  4. Pembuatan Pupuk Kompos: Praktik pembuatan pupuk kompos dari sampah organik yang telah disiapkan. Pemandu: Rafi (Alumni Green Leadership Indonesia Batch 3), Putri (KKN Unsoed Karangaren 2024), dan Fajar (Green Leadership Indonesia Batch 4).
  5. Pesticide Hazards: Pemaparan materi terkait dampak pestisida kimia terhadap lingkungan. Pemateri: Fajar Fatkhurrohman (Green Leadership Indonesia Batch 4)
  6. Pembuatan Pestisida Nabati: Praktik pembuatan pestisida nabati berbahan dasar tembakau, lengkuas, dan bawang putih. Pemandu: Nida Lutfiyah (Green Leadership Indonesia Batch 4)

Acara ditutup dengan pemberian sertifikat apresiasi kepada SDN 1 Karangaren dan Pondok Pesantren An Najah Purwokerto selaku kolaborator dalam kegiatan ini, serta membagikan poster terkait kesadaran isu lingkungan sebagai cenderamata. 

Hafiz merupakan salah satu peserta gerakan hijau yang saat ini duduk dibangku kelas 5 SD. Sepanjang acara berlangsung, Hafiz menjadi salah satu peserta yang sangat aktif dalam sesi diskusi. Ia juga mengatakan bahwa Aksi Pisah (pilah sampah) berjalan dengan sangat menyenangkan dan interaktif karena terdapat sesi bermain di dalam acara ini. 

“Acaranya seru, kakaknya asik-asik, ” ucap Hafiz.

Selain itu, Hafiz juga menghimbau untuk selalu menjaga lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya. “Jangan lupa buang sampah pada tempatnya,” lanjutnya.

Nida, selaku panitia penyelenggara juga turut senang dan tidak menyangka akan antusias para peserta. Harapannya, Peso Mas dapat terus berjalan melanjutkan kegiatan sosial dan aksi lingkungan lainnya, agar tercipta ruang lingkup Banyumas yang asri dan lestari. 

“Jumlah peserta yang hadir di kedua pertemuan sangat diluar ekspektasi. Ada lebih dari 50 peserta yang hadir untuk mengikuti sosialisasi sekaligus aksi pembuatan kompos dan pestisida nabati. Beberapa peserta juga turut memberikan informasi terkait pengalamannya dalam pembuatan pestisida nabati berbahan dasar bambu dan sejenisnya. Harapannya, semoga aksi lainnya dapat terus dilakukan melalui metode yang berbeda namun tetap dengan tujuan yang sama,” ucapnya. [ed. Diki Angger]