Foto: Ahmad Fauzhi

Oleh: Zahrah (Kelompok Bentala Meratus)

Banjarmasin, Kalimantan Selatan – Rabu (11/09) Bentala Meratus Goes to School salah satu program akhir Green Innovation Week (GROW), dari peserta Green Leadership Indonesia Batch 4 yang selesai terlaksana dengan baik di SMA Negeri 11 Banjarmasin. Kegiatan ini mengusung tema “Hemat Kertas, Lestarikan Bumi: Langkah Cerdas Mengelola Limbah Kertas”. 

Devita, selaku koordinator acara menjelaskan alasan terangkatnya tema tersebut, “Bentala Meratus mengangkat tema ini dengan tujuan agar limbah kertas yang dihasilkan oleh kalangan pelajar tidak terbuang sia-sia. Limbah kertas dapat di daur ulang guna menunjang kegiatan pendidikan seperti membuat eco-paper yang lebih ramah lingkungan, selain itu juga dengan mendaur ulang satu ton kertas kita dapat menghemat 17 pohon, 380 galon minyak, dan 4.000 kilowatt energi serta 7.000 galon air.”

Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri oleh 30 orang siswa sebagai perwakilan dari beberapa tingkatan kelas. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, yakni sosialisasi mengenai pengelolaan limbah kertas dan praktek langsung bersama siswa. Suasana antusias menyertai mereka, dengan aktif menyampaikan pendapat dan bertanya.

“Kepada para siswa yang melaksanakan kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pengolahan sampah organik khususnya kertas  untuk mengurangi penumpukan sampah kertas dan mampu menerapkan kebiasaan ramah lingkungan untuk aktivitas mereka sehari-hari.” Target yang diharapkan Ketua Pelaksana, Andre.

Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan, yang diisi sambutan oleh perwakilan sekolah, ketua pelaksana, serta perwakilan dari yayasan Institut Hijau Indonesia untuk memperkenalkan mengenai Green Leadership Indonesia. Kemudian, dilanjutkan pemaparan materi yang dibawakan oleh Delia mengenai perubahan iklim dan salah satu cara mitigasinya yaitu dengan daur ulang kertas sebagai bentuk green sustainable lifestyle.

Foto: Zahrah

Dilanjutkan dengan meminta siswa untuk praktek langsung mendaur ulang kertas dengan beberapa tahapan, yakni:

  1. Menyiapkan kertas bekas yang sudah tidak terpakai, dan beberapa bahan lainnya, seperti alat pencetak kertas daur ulang, ember, baskom, kain, serta blender.
  2. Mengisi air ke dalam ember dan baskom secukupnya.
  3. Merobek-robek kertas, kemudian direndam ke dalam air di ember, biarkan selama beberapa menit.
  4. Setelah kertas mulai lembek, blender sampai halus menjadi bubur kertas.
  5. Kemudian, tuangkan bubur kertas ke dalam baskom yang sudah diisi air.
  6. Siapkan cetakan, dan mulai mendaur ulang.
  7. Tiriskan air yang ada di cetakan, kemudian lepas kertas hasil daur ulang perlahan dari cetakan, lalu dijemur di terik matahari.
  8. Tunggu hingga kering, kertas daur ulang siap digunakan.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim Bentala Meratus diterima hangat oleh pihak sekolah. Ibu Sri Haryani selaku perwakilan dari salah satu guru yang menyambut, beliau juga berharap kegiatan seperti ini bisa terlaksana secara berkelanjutan. 

“Kegiatan yang dilakukan tadi ibu rasa sudah bagus karena berhubungan dengan pelestarian lingkungan yang memang tugas generasi muda untuk fokus menjaganya. Kesan ibu dengan kegiatan kalian tadi selain mendapat apresiasi dari sekolah juga perlu di apresiasi oleh dinas pendidikan dan dinas lingkungan hidup juga. Kalo perlu ada kegiatan ekstrakulikuler yg khusus menangani masalah lingkungan dan mencari solusi permasalahan yang ada sekarang ini. Pesan ibu mungkin siswa yang ikut sosialisasi bisa diperbanyak, bisa dilakukan secara rutin setiap semester serta reward yang lebih menarik buat siswa yang aktif atau cerdas dalam berkomentar,” jelas Ibu Sri Haryani selaku penanggung jawab kegiatan dari sekolah.

Daur ulang limbah kertas, apabila dilakukan secara berkelanjutan, juga dapat diolah menjadi sebuah barang baru, misalnya seperti notebook, dengan cukup menambahkan ring di salah satu bagian kertas. Hal ini juga dapat menjadi sebuah upaya baru dan dapat menghemat penggunaan kertas, serta mengurangi penebangan pohon.

Foto: Devita Setyorini

Dewita, Koordinator Regional 6, Green Leadership Indonesia Batch 4, memberikan tanggapannya terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim Bentala Meratus, “Limbah kertas memang memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Beberapa masyarakat melakukan pembakaran limbah kertas berpotensi meningkatkan pemanasan global karena proses ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya. Oleh karena itu, aksi GROW dari tim Bentala Meratus melakukan sosialisasi dengan kaum muda terkhusus SMA Negeri 11 Banjarmasin,  untuk menerapkan metode daur ulang limbah kertas sebagai langkah preventif. Daur ulang tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.”

“Dikemas menjadi aksi yang berkelanjutan, boleh banget dengan membentuk kelompok karya bersama anak-anak SMA, agar aksinya tidak berhenti sampai disini. Hasil daur ulang limbah kertas bisa dikembangkan menjadi sebuah produk baru maupun menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik.” Lanjut Dewita, berharap kegiatan ini dapat berjalan secara berkelanjutan.  [ed. Diki Angger]