Sumber Gambar: Amalia Z.

Oleh: Amalia Zulfa

Jakarta, 17 September 2024 – Sesi Mentoring Isu Program Pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 4 telah berada di pertemuan akhir pada Sabtu (07/09/2024). Sebelumnya, para peserta telah melalui sesi Mentoring Issues sebanyak empat kali pertemuan melalui media daring. Mentoring Issues pada batch kali ini terbagi dalam 6 kelompok, di antaranya Pengelolaan Sampah, Perubahan Iklim, Konservasi, Kewirausahaan Hijau, Energi Baru dan Terbarukan, dan Kelompok Marginal. Setiap peserta dibebaskan untuk memilih isu mana yang mereka pilih untuk diikuti kelasnya.

Akmal Ramadhan, Alumni GLI Batch 3 sekaligus sebagai mentor dalam kelompok Konservasi, merasa senang saat berbagi ilmu dengan para Leader yang memiliki minat tinggi terhadap upaya konservasi, terlebih banyak peserta yang telah bergerak sebagai praktisi konservasi di daerah masing-masing. “Meskipun sesi mentoring telah usai, saya berharap kita semua tetap bisa berbagi cerita mengenai upaya konservasi di daerah masing-masing. Harapannya, hal tersebut bisa saling menguatkan dan menyemangati agar upaya konservasi yang diupayakan bisa berjalan secara kolektif. Tetap semangat untuk semua pejuang konservasi Indonesia di jalur apapun,” ucapnya melalui sambungan telepon, pada Jumat (13/09/2024).

Program Pendidikan GLI Batch 4 telah berjalan selama tiga bulan. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya yang membuka dan memberikan pidato singkat kepada para peserta secara daring pada Minggu (25/05/2024). Dalam momentum tersebut, beliau berpesan pada para peserta untuk memanfaatkan program pendidikan ini sebagai langkah gotong-royong dalam upaya pemulihan alam dan lingkungan. “Saya yakin upaya sungguh-sungguh kita akan dinikmati generasi masa mendatang dengan lebih baik dari apa yang saat ini kita nikmati,” ucapnya.

Selain Menteri LHK, pada saat itu turut hadir secara daring, Chalid Muhammad sebagai Kepala Sekolah GLI sekaligus selaku Steering Committee GLI Batch 4. Beliau menaruh rasa optimis kepada generasi muda, khususnya peserta GLI yang diproyeksikan menjadi pemimpin formal maupun informal yang akan membawa keadilan sosial dan ekologis ke depannya.

Sebelum melalui rangkaian sesi Mentoring Issues, para peserta telah menuntaskan rangkaian Kelas Intensif Hijau yang dilaksanakan setiap Sabtu dan Minggu pagi secara daring melalui Zoom Meeting. Dalam Kelas Intensif Hijau, para peserta berkesempatan untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan dari berbagai pemateri yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Beberapa narasumber yang telah hadir dan mengisi di antaranya Bivitri Susanti, Jimly Asshidiqie, Suraya Abdulwahab Afif, Haris Azhar, Roy Murtadho, dan masih banyak lagi.

Kelas Intensif Hijau terbagi dalam empat layer, yakni Layer Character Building, Layer Nasional, Layer Lokal, dan Layer Internasional. Antusiasme peserta dalam kelas sangat luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang mengajukan beragam pertanyaan setiap dibuka sesi tanya-jawab, sekaligus diskusi bersama para narasumber. Untuk mengukur sejauh mana pemahaman para peserta dalam setiap pertemuan, usai pemaparan materi para peserta diberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan para peserta lainnya. Kemudian, hasil pikiran tersebut dipresentasikan secara bergiliran.

Empat pekan sebelum Kelas Intensif Hijau berakhir, para peserta juga diharuskan mengikuti sesi Mentoring Skills bersama para mentor yang ahli di bidangnya. Terdapat lima kelompok Mentoring Skills, di antaranya: Public Speaking & Storytelling; Menulis; System & Design Thinking; Advokasi, dan Media Creative & Content Creator. Pemberian sesi Mentoring Skills kepada para peserta diharapkan dapat mengembangkan serta meningkatkan kemampuan/bakat yang dimiliki oleh masing-masing peserta sehingga diharapkan dapat mengimplementasikan keilmuan tersebut usai pendidikan GLI untuk di masa mendatang.

Di tengah Kelas Intensif Hijau, peserta juga diharuskan terlibat dalam agenda GLI Debate Competition dan GLI Model United Nation. GLI Debate Competition telah diselenggarakan pada Sabtu (27/07/2024). Dalam lomba tersebut, terdapat beberapa mosi yang diangkat di antaranya: pemberlakuan pajak emisi karbon di Indonesia; pengarusutamaan perspektif gender dalam penyelesaian isu lingkungan; pembentukan regulasi anti-SLAPP bagi pejuang HAM dalam perkara hak konstitusi dan lingkungan hidup; dan pembentukan pengadilan khusus lingkungan hidup di Indonesia sebagai upaya terciptanya keadilan sosial dan ekologis. 

Pertemuan penutup di Layer Internasional diisi dengan agenda GLI Model United Nation (MUN) yang telah terlaksana pada Minggu (18/08/2024). Dalam agenda tersebut, para peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan berperan menjadi negara-negara yang aktif menyuarakan kepentingan lingkungan di tingkat global, sama halnya dengan isu-isu penting yang dibicarakan oleh global dalam banyak forum di United Nation/PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Sesi Kelas Intensif Hijau dan Mentoring Skills/Issues dalam program pendidikan GLI Batch 4 telah berakhir. Selain itu, para peserta juga baru saja telah menyelesaikan proyek aksi lingkungan dalam bentuk Green Innovation Week (GROW). Aksi GROW merupakan aksi inovasi lingkungan dan sosial yang diharapkan dapat mewujudkan nilai keadilan sosial dan ekologis dari segi tujuan, capaian, dan pelaksanaannya. GROW hadir bertujuan untuk melatih para calon pemimpin muda hijau untuk melaksanakan proyek lingkungan dan sosial yang dapat memenuhi aspek berkelanjutan, berdampak, serta secara strategis dapat memastikan bahwa lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya dapat menerima manfaat dalam jangka panjang dan berkelanjutan.

Peserta GLI Batch 4 dalam melaksanakan aksi GROW sangat bervariasi. Beberapa aksi lingkungan yang dilakukan, di antaranya: Agenda clean up day, penanaman mangrove, penyusunan buku, road show ke beberapa sekolah, sosialisasi, talk show/webinar, nonton bareng, dan lain-lain. Semangat untuk memberikan dampak sadar lingkungan bagi sekitar sangat dirasakan ketika melihat aksi nyata dari masing-masing kelompok di berbagai daerah.

Andi Fenita Aysila, atau kerap disapa Feni, selaku Project Officer (PO) GLI Batch 4, merespon baik antusiasme para peserta dalam melaksanakan aksi GROW di daerahnya masing-masing. Menurutnya, antusiasme ini menunjukkan komitmen positif dari para peserta dalam menjalani program pendidikan GLI hingga rangkaian akhir.

“Dari 58 kelompok yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia ini, saya harap langkah aksi GROW mereka tidak berhenti hanya sebatas pemenuhan tugas akhir dari pendidikan GLI saja, akan tetapi bisa berkelanjutan dan ini bisa menjadi langkah awal bagi para Leaders (sapaan bagi peserta GLI) untuk memulai aksi nyata dalam upaya melestarikan lingkungan yang berkelanjutan,” ucapnya melalui sambungan telepon pada Jumat (13/09/2024). Untuk melaksanakan berbagai aksi, tiap kelompok diperbolehkan untuk berkolaborasi dengan para stakeholder terkait, komunitas, NGO/Lembaga Swadaya Masyarakat, dan pihak-pihak lain yang memiliki minat terhadap pelestarian lingkungan. 

Program pendidikan GLI Batch 4 selangkah lagi mencapai garis akhir. Bagi peserta yang berhasil melalui dengan baik seluruh rangkaian program mulai Kelas Intensif Hijau hingga GROW, akan dinyatakan lulus dari program pendidikan GLI Batch 4. Usai dinyatakan lulus, para peserta akan menjadi alumni Green Leaders Indonesia dan dapat membagikan ilmu yang didapat semasa pendidikan di daerahnya masing-masing. 

“Untuk para Leaders, tetap semangat melakukan aksi nyata bagi lingkungan sekitar. Setiap langkah yang diambil, sekecil apapun, akan menjadi kontribusi besar untuk masa depan yang lebih baik. Tetaplah berjuang dalam garis perspektif keadilan sosial dan ekologis,” ucap Feni saat diminta memberikan pesan dan dukungan bagi para peserta di babak akhir program pendidikan ini.