Jakarta, 26 Mei 2024 – Minggu (26/05/2024), Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghadiri sekaligus membuka secara resmi Program Pendidikan Green Leadership Indonesia (GLI) Angkatan ke-4, melalui media daring.
GLI merupakan program pendidikan informal yang diinisiasi oleh Institut Hijau Indonesia (IHI), didukung oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Perkumpulan untuk Pembaruan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMa), dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), serta dinaungi langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam pidato utamanya, Ibu Siti Nurbaya merespon positif semangat dari para generasi muda Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Tentunya, hal ini dapat memberikan inspirasi dan daya dorong bagi negara-negara lain untuk lebih serius dalam menurunkan emisi dan menjalankan kesepakatan internasional yang telah dibuat dengan lebih cepat dan signifikan.
“Saya sangat senang dan mempunyai keyakinan bahwa generasi muda peserta GLI ini memelihara sikap optimis, yaitu mengakui kemajuan yang sudah dibuat dalam menghadapi perubahan iklim, dan mengakui ada tantangan yang dihadapi. Pendidikan GLI ini fokus pada solusi yang menginspirasi masyarakat untuk ikut serta dalam upaya penanganan lingkungan.”, imbuhnya.
“Sejak tahun 2021, pendidikan Green Leadership Indonesia telah melantik 643 alumni GLI dari berbagai daerah di Indonesia, yang kemudian menjadi agen perubahan di komunitas mereka.” Menurutnya, Kementerian LHK sejak awal mendukung inisiatif baik yang mendorong partisipasi generasi muda dalam program dan kegiatan lingkungan di level tapak, berpartisipasi dalam konferensi internasional, dan mempengaruhi kebijakan publik.
Sebelum menutup pidatonya, Ibu Siti Nurbaya berpesan pada para peserta untuk memanfaatkan momentum ini sebagai langkah gotong-royong dalam upaya pemulihan alam dan lingkungan. “Saya yakin upaya sungguh-sungguh kita akan dinikmati generasi masa mendatang dengan lebih baik dari apa yang saat ini kita nikmati”, tutupnya.
Selain dibuka secara resmi oleh Menteri KLHK, turut hadir juga Kepala Sekolah Green Leadership Indonesia, Chalid Muhammad. Dalam sambutannya, Pak Chalid, sapaan akrabnya, mengawali dengan mengapresiasi tim Organizing Committee dan kelompok kerja atas kerja keras dan kerelawanan yang telah diberikan sejauh ini. “Di angkatan ke-4, peminatnya sangat luar biasa, hampir seribu pendaftar. Ini menyulitkan kami untuk menyeleksi yang mana pendaftaran hanya dibuka beberapa hari.”, lanjutnya.
Sebelum melihat animo pendaftar, daya tampung jumlah peserta di GLI angkatan ke-4 diperkirakan 300-350 peserta. Namun, karena minat pendaftar yang begitu tinggi, Chalid Muhammad beserta Steering Committee yang lain berdiskusi dan memutuskan untuk menambah jumlah dari yang diestimasikan sebelumnya. Ia menaruh rasa optimis kepada generasi muda, khususnya peserta GLI yang diproyeksikan menjadi pemimpin formal maupun informal yang akan membawa keadilan sosial dan ekologis ke depannya. “Mereka sudah menunjukkan inovasi dan kepiawaian mereka untuk menjadi pemimpin di masa mendatang. Beragam inovasi telah lahir dari para alumni GLI. Berasal dari satu niat baik, satu ketulusan, satu keberpihakan dan mereka melakukannya secara voluntary untuk kebaikan bagi mereka dan antargenerasi”, tutupnya.
Selain disambut oleh Menteri LHK dan Kepala Sekolah GLI, peserta juga mendapatkan sambutan sekaligus pengantar dari Steering Committee GLI lainnya. Pertama, dari Selamet Daroyni selaku Direktur Eksekutif IHI yang menyampaikan pengantar, “Keadilan Sosial dan Ekologis dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia”. Selanjutnya dari Bimantara Adjie sebagai Supervisor Program Advokasi Kebijakan Perkumpulan HuMa, dengan pemaparan, “Keadilan Sosial dan Ekologis dalam Pembaharuan Hukum di Indonesia”.
Kemudian Zenzi Suhadi selaku Direktur Eksekutif WALHI yang menjelaskan tentang, “Keadilan Sosial dan Ekologis dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup”. Terakhir, Dani Setiawan sebagai Ketua Umum KNTI dengan penyampaiannya, “Keadilan Sosial dan Ekologis dalam Pengelolaan Pesisir dan Pelautan”.
Andi Fenita Aysila, atau kerap disapa Fenita, selaku Project Officer (PO) dalam laporannya menyampaikan bahwa total pendaftar GLI angkatan ke-4 adalah 901 pendaftar, yang mana telah melalui proses seleksi berkas dan wawancara. Dari seleksi tersebut, tim panitia menetapkan total peserta pendidikan GLI angkatan ke-4 sejumlah 525 peserta yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.“ Namun, terdapat satu provinsi yang tidak memiliki pendaftar yaitu Provinsi Papua Tengah”, tambahnya.
Sebelum menutup laporannya, Fenita mengucapkan selamat sekaligus memberikan semangat kepada para peserta yang akan memulai program pendidikan GLI angkatan ke-4. “Mari berkolaborasi bersama seluruh stakeholder untuk mewujudkan keadilan di tengah lingkungan kompleksitas krisis iklim yang melanda bumi saat ini. Mari kita tingkatkan pentingnya kesadaran dan inklusivitas pada pendidikan hijau melalui pendidikan Green Leadership Indonesia”, pungkasnya.
Recent Comments